Kamis, 12 Desember 2019

Jumat, 15 Februari 2019

KATAKAN IYA JIKA IYA, DAN KATAKAN TIDAK JIKA MEMANG TIDAK

Semua orang punya masalalu aku pun demikian. dan bagiku masalalu biarkanlah berlalu tak perlu menoleh kebelakang lagi agar tak ketinggalan selangkah dengan orang orang.
  dan jika kita berbicara tentang cinta sejati. takan pernah ada habisnya..... yang pada intinya setiap orang menginginkan pacarnyalah yang menjadi pasangan hidupnya. bagaimana jika tuhan menjodohkanmu dengan orang lain, apakah masih berani memungkiri hal tersebut. yang intinya dalam membangun suatu rumah tangga itu bukanlah suatu hal yang mudah harus ada saling keterbukan antara kedua belah pihak jangan ada rahasia di dalam rumah tangga jika itu terjadi berarti gagallah dalam membangun suatu rumah tangga yang sakinah maka sia-sialah perkawinan itu

Selasa, 31 Oktober 2017

ROOT

MyMobileJust by#Baidu Root # successfully obtained a key root privileges, the phone faster and more power it!@ Baidu a key Root Root best tool for the cattle, recommend everyone to use mobile version download:http://bs.baidu.com/easyroot/BaiduRoot.apk,PC version download:http://bs.baidu.com/roottool/BaiduRoot_setup.exe

Kamis, 26 Oktober 2017

PRODUKSIFITAS PENGELOLAHAN ABON IKAN

     Ikan sebagai komoditas utama di sub sektor perikanan merupakan salah satu bahan pangan yang kaya akan sumber protein (17%). tubuh sangat memerlukan protein ikan karna selain mudah di cerna, pola asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia. di samping itu, kadar ikan yang rendah (4,5%) sangat bermamfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
     Namun demikian,  ikan merupakan komoditas yang cepat mengalami pembusukan (prishable food). pembusukan di sebabkan oleh enzim, baik yang berasal dari tubuh ikan sendiri maupun berasal dari mikroorganisme serta kerusakan akibat proses ketengikan  (racidity). kadar ikan segar yang tinggi mempercepat proses perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk yang terdapat di dalamnya. Daya tahan ikan segar yang tidak lama, menjadi kendala dalam usaha perluasan pemasaran hasil perikanan. Bahkan sering menimbulkan kerugian besar pada saat produksi ikan melimpah. Oleh karna itu, sejak lama masyarakat melakukan berbagai macam proses pengelolahan pasca panen ikan guna meminimalkan kendala tersebut.
     Pada dasarnya proses pengelolahan pasca panen ikan bertujuan untuk mengurangi kadar air daging ikan. Penurunan kadar air ini dapat menghambat perkembangbiakan moikroorganisme dalam daging ikan sehingga produk olahan ikan akan memiliki daya simpan yang lebih lama di bandingkan daging ikan segarnya. Terdapat bermacam macam pengelolahan ikan mulai dari cara tradisional sampai modern.
       

             JENIS DAN PROSEDUR
      TEKNOLOGI PENGOLAHAN IKAN

A. Sarana/Peralatan pendukung
      Sarana dan peralatan yang di perlukan pada proses pengolahan ikan antara lain ; bangunan, jaringan listrik dan air. adapun peralatan yang di perlukan ; panci/langseng dari stenless, pengaduk/sinduk stenless, kompor, kain, ember, waskom, nampan plastik, sendok, timbangan, dan lainnya.
     Ada beberapa ketentuan yang terkait dengan sarana/pelatan yang harus di perhatikan dalam proses pengolahan ikan yang baik, seperti yang tercantum pada poin poin berikut:

1.  Desain dan konstruksi bangunan serta tata ruang harus sesuai dengan alur proses pengolahan ikan.

2.  Bangunan cukup luas  dan dapat di lakukan pembersihan secara intensif. Terpisah antara ruang bersih dan ruang kotor. Lantai dan dinding dari bahan kedap air, kuat dan mudah di bersihkan, serta sudut pertemuannya berbentuk lengkung.

3.  Fasilitas unit usaha: penerangan cukup, sesuai spesifikasi proses, ventilasi baik yang memungkinkan udara mengalir dari ruang bersih ke ruang kotor. sarana pencucian tangan dan kaki diclrngkapi sabun dan pengering atau desinfektan. Gudang mudah di bersihkan, terjaga dari hama, pengaturan suhu dan kelembaban sesuai, Penyimpanan sistem Flast in firs out (FIFO) atau barang yang masuk pertama/lebih awal harus di keluarkan duluan dan di lengkapi catatan.

4.  Peralatan dalam industri pangan merupakan alat yang bersentuhan langsung dengan bahan. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi maka peralatan yang di gunakan untuk mengelola dan menyajikan makan harus sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi persyaratan hygienesanitasi. Peralatan harus segera di bersihkan dan disanitasi/ didesifekasi untuk mencegah kontaminasi silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan sementara. peralatan pengolahan seperti alat potong, papan pemotong (talenan), bak bak pencucian/penampungan, alat pengaduk, alat penyaring, alat memasak merupakan sumber kontaminan potensial bagi pangan.
5.  Frekuensi pencucian dari alat tersebut tergantung dari jenis alat yang di gunakan. Peralatan harus di cuci, dibilas, dan disanitasi segera setelah di gunakan. Permukaan peralatan yang secara lansung kontak dengan makanan, seperti pemanggang atau oven (oven listrik, gas, kompor maupun microeave) di bersihkan paling sedikit satu kali sehari. Peralatan bantu yang tidak langsung bersentuhan dengan makanan harus di bersihkan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya akumulasi debu, serpihan bahan atau produk makanan, serta kotoran lain.
6.  Serbet dan atau bahan jenis lain di gunakan pembersihan harus bersih, kering, dan tidak di gunakan untuk keperluan lain. Serbet atau spon yang di gunakan untuk melap peralatan yang secara langsung bersentuhan dengan pangan, harus bersih dan sering di cuci serta di sanitasi dengan bahan sanitaiser yang sesuai. Serbet atau spon tersebut tidak boleh di gunakan untuk keperluan lainnya.
7.  Kain basah atau spon yang di gunakan untuk membersihkan permukaan benda benda yang tidak kontak lansung dengan makanan, seperti meja meja, meja saji, rak rak penyimpanan, harus selalu bersih dan segera di bilas setelah di gunakan. Kain basah atau spon tersebut harus di letakkan/direndam dalam larutan bahan sanitaiser apabila tidak sedang di gunakan.
8.  Sanitasi terhadap lingkungan produksi industri perikanan juga harus di kendalikan terutama lingkungan kerja dan lingkungan sekitar pabrik pengolahan ikan. Lingkungan kerja harus bersih, tidak mudah kotor mudah di bersihkan, aman dan yaman untuk bekerja selama berlangsungnya operasi pengolahan. Lingkungan di sekitar pengolahan ikan juga harus bersih bebas dari sumber cemaran kotoran yang dapat mengkontaminasi ikan yang di olah.

B. Bahan

     ikan merupakan komoditas yang mudah mengalami kerusakan (prishable food) karna 80% dari komposisi adalah air sehingga mudah di tumbuhi oleh mikrooganisasi terutama mikroorganisme yang bersifat pembusuk dan perusak.
     Oleh karna itu dalam industri perikanan kegiatan sanitasi di mulai dari penanganan (handing) ikan segar sehingga dapat mempertahankan kesegaran ikan. Ikan yang akan di olah tidak boleh berasal dari daerah atau perairan yang tercemar. ikan yang di olah harus bersih segar bebas dari setiap bau yang menandajan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan sehingga tidak membahayakan kesehatan. ikan yang telah rusak/terkontaminasi tidak boleh di olah sehingga harus bermutu baik.
     Bahan yang bermutu yang di gunakan dalam penanganan dan pengolahan ikan harus standar bermutu yang di tetapkan. Bahan pembantu yang bisa di gunakan berupa air dan air es. Air yang di gunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan memenuhi standar internasional untuk air minum, tidak tercemar, aman dan saniter, sedangkan es yang di gunakan di buat secara higienis dari air bersih. Dalam penggunaannya es harus di tangani dan di simpan baik.

C.  Pembuatan abon ikan
    
      Salah satu di antara produk olahan ikan adalah abon ikan. abon merupakan produk olahan yang sudah cukup di kenal oleh masyarakat. Abon di definisikan sebagai suatu jenis makanan kering berbentuk khas yang terbuat dari daging yang di rebus, di sayat sayat di bumbuhi, di goreng dan di pres. pembuatan abon menjadi alternatif pengolahan ikan dalam rangka penganekaragaman produk perikanan dan mengantisipasi melimpahnya tangkapan ikan di masa panen.
     Abon merupakan jenis makanan olahan ikan yang di beri bumbu, di olah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang di hasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas dan mempunyai daya awet yang relatif lama. seperti halnya produk abon yang terbuat dari daging ternak, abon ikan cocok pula di kosumsi sebagai pelengkap roti ataupun sebagai lauk pauk.
     Proses pembuatan ikan abon relatif mudah sehingga dapat lansung di kerjakan oleh anggota keluarga sendiri. Peralatan yang di butuhkanpun relatif tak memerlukan biaya investasi yang besar. Oleh karna itu, usaha pengolahan abon ikan ini dapat dilakukan dalam skala usaha kecil. hal ini membuat usah ini sangat berpotensi untuk di kembangkan di banyak wilayah di indonesia yang memiliki sumber daya perikanan lau yang melimpah.
1.  Prospek bisnis abon ikan
      sampai saat ini, belum ada data kuantitatif tentang jumlah konsumsi masyarakat terhadap abon ikan. Meskipun demikian, dapat di prediksi bahwa jumlah kosumsi abon ikan relatif tinggi oleh masyarakat luas. Ritme kehidupan modern saat ini menurut segala sesuatu yang serba cepat dan waktu yang semakin terbatas, semakin memperkuat alasan prospektifnya permintaan pasar bagi produk produk makanan olahan yang siap saji, termasud abon ikan.
     Indikasi peningkatan permintaan tersebut sejalan dengan informasi dari produsen abon ikan di CISOLOK sukabumi yang menyatakan bahwa potensi permintaan sebenarnya relatif masih tinggi faktor keterbatasan modal kerja membuat produsen hanya dapat memenuhi permintaan abon untuk wilayah sukabumi, bogor, jakarta, dan Tangerang.
     nah... bagaimana dengan kita masyarakat desa paranggi khususnya yang salah satu desa wilayah penangkap ikan terbesar di kabupaten parigimoutong kecamatan ampibabo sulawesi tengah.
     Di tengahbanyaknya variasi produk yang prospektif untuk di kembangkan. sejauh ini persaingan antara usaha ikan abon belum di rasakan memjadi kendala. hal ini karna keterbatasan produk abon ikan di indonesia sehingga peluang pasar abon dapat di katakan masih besar.
     Di samping itu juga dapat menjadi produk substitusi abon daging ikan serta dapat menjadi komoditas ekspor. Oleh karna itu, kondisi ini merupakan suatu peluang yang bagus, baik bagi para pengusaha untuk lebih mengembangkan usahanya, maupun bagi para calon investor untuk menanamkan modalnya dalam sektor agroindustri pengolahan abon ikan di berbagai wilayah perairan indonesia.

2. Proses pengolahan Abon ikan
   
     bahan baku yang cocok di gunakan dalam pembuatan abon ikan adalah ikan berdaging tebal juga harus memiliki serat kasar dan tidak mengandung duri. sejumlah spesies ikan yang memenuhi kriteria tersebut adalah Marlin/jangilus (Istiophorus, sp) tuna, cakalang, ekor kuning, tongkol, tenggiri dan cucut. spesies spesies ini pada umumnya dapat di tangkap sepanjang tahun oleh nelayan dengan alat tangkap pancing du perairan laut dalam. Beberapa spesies ikan air tawar pun dapat di gunakan, misalnya nila dan gabus ciri ciri fisik harus dimiliki daging ikan yang dapat di jadikan bahan baku pembuatan abon ikan dan dalam kondisi segar, warna dagingnya cerah, kenyu dan tidak berbau busuk.
     Sejumlah bahan bantu yang bisa di gunakan dalam pembuatan abon ikan adalah rempah rempah, gula, garam dan penyedap rasa. jenis rempah rempah yang di gunakan adalah bawang putih, katumbar, lengkuas, sereh dan daun salam. Gula yang di gunakan adalah gula pasir dapat memberikan rasa lembut sehingga dapat mengurangi terjadinya pengerasan. Garam dapur, selain sebagai bumbu garam dapur pun berfungsi sebagai pengawet karena kemampuannya menarik air dari dalam jaringan. Bawang putih mempunyai aktivitas antimikroba. senyawa allicin pada bawang putih berperan memberikan aroma yang khas serta memiliki kemampuan merusak protein kuman penyakit sehingga kuman tersebut mati. sementara itu, penyedap tasa berfungsi untuk menambah kenikmatan rasa abon ikan yang di hasilkan.
  
   Komposisi bahan bahan dalam pembuatan abon ikan.
1.  komposisi bahan pembantu yang di gunakan oleh produsen abon ikan cisolok

Jenis bahan

Bawang merah   150   gram
Bawang putih      100   gram
Katumbar             10    gram
Lengkuas               3     iris
Daun salam         10    lembar
Sereh                      3     tangkai
Gula pasir           700    gram
Asam jawa            6      mata
kelapa                   10     butir

sumber www.ristek.go.id

2. komposisi bahan pembantu yang di gunakan oleh produsen abon ikan Sukabumi

Jenis bahan

Bawang merah   500   gram
Bawang putih     150    gram
Ketumbar            250   gram
Lengkuas             500   gram
Daun salam           5    lembar
Sereh                      2     batang
Gula pasir           2000  gram

Sumber no

Jenis bahan pembantu

MSG                     16      gram
Kelapa                    2      butir
Garam dapur       700   gram 
Garam rebus     2000   gram                 

sumber pengrajin olahan ikan cisolok, sukabumi

     Proses produksi abon ikan relatif sederhana dan mudah di lakukan. Pada prinsipnya proses pengolahan abon ikan, di awali dengan penyiapan bahan, perebusan, pengepresan I, pencabikan I, pemberian bumbu dan santan, penggorengan, pengepresan II, pencabikan II dan pengemasan.
        Penyiapan bahan. bahan ikan yang masih utuh dan segar (misalnya ikan marlin) sebelum di proses, di siqngi dulu proses penyiangan ikan di lakukan dengan cara membersihkan sisik (bila ada), membuang bagian kepala, isi perut dan maupun sirip ikan agar tidak mempengaruhi kualitas abon. Ikan kemudian di potong menjadi bagian yang lebih kecil dengan ukuran 4x3x3 cm dan di cuci dengan air bersih yang mengalir, untuk menghilangkan darah, lendir maupun kotoran yang menempel. daging ikan yang telah bersih kemudian di rendam dalam air yang di campur dengan air cuka. kadar air cuka yang di pakai adalah 2% ini di lakukan untuk membuat bau amis hilang.
    perebusan. potongan ikan yang telah di rendam dalam air cuka kemudian di susun dalam badeng (panci) dan di rebus selama 30 - 60 menit. proses perebusan di hentikan setelah daging ikan lunak. selama proses perebusan di tambahkan daun salam dan garam rebus.
     Pengepresan I. Ikan yang telah di rebus kemudian di pres dengan mesin pengepres. Sebelum di proses, daging ikan tersebut sebaiknya di tiriskan terlebih dahulu sekitar 5 -10 menit. Kemudian tulang, kulit dan sisik akan di buang. Agar lebih mudah, sebaiknya pembuangan tulang, kulit dan sisik di lakukan pada saat daging ikan masih dalam keadaan panas. Tahap pengepresan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging ikan yang telah di rebus. Makin sedikit kadar air yang di kandung dalam daging, maka akan makin baik pula serat serat daging yang di hasilkan.
     Pencabikan I. Setelah daging ikan di pres kemudian di lakukan proses pencabikan sampai menjadi serat serat. Proses ini dapat di lakukan dengan tangan atau dengan mesin pencabik (giling).
     Pemberian bumbu dan santan. pada tahap ini, serat serat daging hasil pencabikan bahan bahan pembantu (bumbu). Bumbu bumbu yang di tambahkan terdiri atas bawang putih, ketumbar, lengkuas, yang telah di parut dengan mesin parutan, gula pasir, garam dapur dan santan kelapa.
     Penggorengan. setelah bumbu bumbu tercampur secara merata dalam serat serat daging ikan, kemudian di lakukan penggorengan, lebih kurang selama 60 menit. selama penggorengan, secara terus menerus di lakukan pengadukan agar abon ikan yang di hasilkan matang secara merata dan bumbu bumbu dapat meresap dengan baik. Tahap penggorengan  ini di hentikan apabila serat serat daging yang di goreng berwarna kuning.
     Pengepresan II. Tahap produksi berikutnya adalah pengepresan kembali serat serat daging ikan yang telah di goreng. Pengepresan tahap ke dua ini bertujuan untuk mengurangi kadar minyak pasca proses penggorengan.
     Penvabikan II. Setelah di pres, kemudian di lakukan pencabikan tahap ke dua ini di hentikan setelah terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan tekstur yang seragam.
     PENGEMASAN. Pada tahap akhir produksi di lakukan pengemasan produk abon ikan. Jika pengemasan tidak langsung di lakukan, maka produk abon ikan di simpan terlebih dahulu dalam kantong plastik besardi gudang penyimpanan, sebelum di lakukan pengemasan.
     Rata rata waktu yang di butuhkan dalam setiap kali produksi abon ikan dengan kapasitas 150 kg bahan baku ikan merlin, yaitu dari tahap penyiangan ikan sampai tahap pengemasan adalah satu hari kerja.




     Sekian artikel dari saya semoga
     'bermamfaat untuk kita semua.
         TTG (Teknologi tepat guna)

PENGELOLAHAN IKAN

     Ikan sebagai komoditas utama di sub sektor perikanan merupakan salah satu bahan pangan yang kaya akan sumber protein (17%). tubuh sangat memerlukan protein ikan karna selain mudah di cerna, pola asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia. di samping itu, kadar ikan yang rendah (4,5%) sangat bermamfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
     Namun demikian,  ikan merupakan komoditas yang cepat mengalami pembusukan (prishable food). pembusukan di sebabkan oleh enzim, baik yang berasal dari tubuh ikan sendiri maupun berasal dari mikroorganisme serta kerusakan akibat proses ketengikan  (racidity). kadar ikan segar yang tinggi mempercepat proses perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk yang terdapat du dalamnya. Daya tahan ikan segar yang tidak lama, menjadi kendala dalam usaha perluasan pemasaran hasil perikanan. Bahkan sering menimbulkan kerugian besar pada saat produksi ikan melimpah. Oleh karna itu, sejak lama masyarakat melakukan berbagai macam proses pengelolahan pasca panen ikan guna meminimalkan kendala tersebut.
     Pada dasarnya proses pengelolahan pasca panen ikan bertujuan untuk mengurangi kadar air daging ikan. Penurunan kadar air ini dapat menghambat perkembangbiakan moikroorganisme dalam daging ikan sehingga produk olahan ikan akan memiliki daya simpan yang lebih lama di bandingkan daging ikan segarnya. Terdapat bermacam macam pengelolahan ikan mulai dari cara tradisional sampai modern.
       

             JENIS DAN PROSEDUR
      TEKNOLOGI PENGOLAHAN IKAN

A. Sarana/Peralatan pendukung
      Sarana dan peralatan yang di perlukan pada proses pengolahan ikan antara lain ; bangunan, jaringan listrik dan air. adapun peralatan yang di perlukan ; panci/langseng dari stenless, pengaduk/sinduk stenless, kompor, kain, ember, waskom, nampan plastik, sendok, timbangan, dan lainnya.
     Ada beberapa ketentuan yang terkait dengan sarana/pelatan yang harus di perhatikan dalam proses pengolahan ikan yang baik, seperti yang tercantum pada poin poin berikut:

1.  Desain dan konstruksi bangunan serta tata ruang harus sesuai dengan alur proses pengolahan ikan.

2.  Bangunan cukup luas  dan dapat di lakukan pembersihan secara intensif. Terpisah antara ruang bersih dan ruang kotor. Lantai dan dinding dari bahan kedap air, kuat dan mudah di bersihkan, serta sudut pertemuannya berbentuk lengkung.

3.  Fasilitas unit usaha: penerangan cukup, sesuai spesifikasi proses, ventilasi baik yang memungkinkan udara mengalir dari ruang bersih ke ruang kotor. sarana pencucian tangan dan kaki diclrngkapi sabun dan pengering atau desinfektan. Gudang mudah di bersihkan, terjaga dari hama, pengaturan suhu dan kelembaban sesuai, Penyimpanan sistem Flast in firs out (FIFO) atau barang yang masuk pertama/lebih awal harus di keluarkan duluan dan di lengkapi catatan.

4.  Peralatan dalam industri pangan merupakan alat yang bersentuhan langsung dengan bahan. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi maka peralatan yang di gunakan untuk mengelola dan menyajikan makan harus sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi persyaratan hygienesanitasi. Peralatan harus segera di bersihkan dan disanitasi/ didesifekasi untuk mencegah kontaminasi silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan sementara. peralatan pengolahan seperti alat potong, papan pemotong (talenan), bak bak pencucian/penampungan, alat pengaduk, alat penyaring, alat memasak merupakan sumber kontaminan potensial bagi pangan.
5.  Frekuensi pencucian dari alat tersebut tergantung dari jenis alat yang di gunakan. Peralatan harus di cuci, dibilas, dan disanitasi segera setelah di gunakan. Permukaan peralatan yang secara lansung kontak dengan makanan, seperti pemanggang atau oven (oven listrik, gas, kompor maupun microeave) di bersihkan paling sedikit satu kali sehari. Peralatan bantu yang tidak langsung bersentuhan dengan makanan harus di bersihkan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya akumulasi debu, serpihan bahan atau produk makanan, serta kotoran lain.
6.  Serbet dan atau bahan jenis lain di gunakan pembersihan harus bersih, kering, dan tidak di gunakan untuk keperluan lain. Serbet atau spon yang di gunakan untuk melap peralatan yang secara langsung bersentuhan dengan pangan, harus bersih dan sering di cuci serta di sanitasi dengan bahan sanitaiser yang sesuai. Serbet atau spon tersebut tidak boleh di gunakan untuk keperluan lainnya.
7.  Kain basah atau spon yang di gunakan untuk membersihkan permukaan benda benda yang tidak kontak lansung dengan makanan, seperti meja meja, meja saji, rak rak penyimpanan, harus selalu bersih dan segera di bilas setelah di gunakan. Kain basah atau spon tersebut harus di letakkan/direndam dalam larutan bahan sanitaiser apabila tidak sedang di gunakan.
8.  Sanitasi terhadap lingkungan produksi industri perikanan juga harus di kendalikan terutama lingkungan kerja dan lingkungan sekitar pabrik pengolahan ikan. Lingkungan kerja harus bersih, tidak mudah kotor mudah di bersihkan, aman dan yaman untuk bekerja selama berlangsungnya operasi pengolahan. Lingkungan di sekitar pengolahan ikan juga harus bersih bebas dari sumber cemaran kotoran yang dapat mengkontaminasi ikan yang di olah.

B. Bahan

     ikan merupakan komoditas yang mudah mengalami kerusakan (prishable food) karna 80% dari komposisi adalah air sehingga mudah di tumbuhi oleh mikrooganisasi terutama mikroorganisme yang bersifat pembusuk dan perusak.
     Oleh karna itu dalam industri perikanan kegiatan sanitasi di mulai dari penanganan (handing) ikan segar sehingga dapat mempertahankan kesegaran ikan. Ikan yang akan di olah tidak boleh berasal dari daerah atau perairan yang tercemar. ikan yang di olah harus bersih segar bebas dari setiap bau yang menandajan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan sehingga tidak membahayakan kesehatan. ikan yang telah rusak/terkontaminasi tidak boleh di olah sehingga harus bermutu baik.
     Bahan yang bermutu yang di gunakan dalam penanganan dan pengolahan ikan harus standar bermutu yang di tetapkan. Bahan pembantu yang bisa di gunakan berupa air dan air es. Air yang di gunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan memenuhi standar internasional untuk air minum, tidak tercemar, aman dan saniter, sedangkan es yang di gunakan di buat secara higienis dari air bersih. Dalam penggunaannya es harus di tangani dan di simpan baik.

C.  Pembuatan abon ikan
    
      Salah satu di antara produk olahan ikan adalah abon ikan. abon merupakan produk olahan yang sudah cukup di kenal oleh masyarakat. Abon di definisikan sebagai suatu jenis makanan kering berbentuk khas yang terbuat dari daging yang di rebus, di sayat sayat di bumbuhi, di goreng dan di pres. pembuatan abon menjadi alternatif pengolahan ikan dalam rangka penganekaragaman produk perikanan dan mengantisipasi melimpahnya tangkapan ikan di masa panen.
     Abon merupakan jenis makanan olahan ikan yang di beri bumbu, di olah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang di hasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas dan mempunyai daya awet yang relatif lama. seperti halnya produk abon yang terbuat dari daging ternak, abon ikan cocok pula di kosumsi sebagai pelengkap roti ataupun sebagai lauk pauk.
     Proses pembuatan ikan abon relatif mudah sehingga dapat lansung di kerjakan oleh anggota keluarga sendiri. Peralatan yang di butuhkanpun relatif tak memerlukan biaya investasi yang besar. Oleh karna itu, usaha pengolahan abon ikan ini dapat dilakukan dalam skala usaha kecil. hal ini membuat usah ini sangat berpotensi untuk di kembangkan di banyak wilayah di indonesia yang memiliki sumber daya perikanan lau yang melimpah.
1.  Prospek bisnis abon ikan
      sampai saat ini, belum ada data kuantitatif tentang jumlah konsumsi masyarakat terhadap abon ikan. Meskipun demikian, dapat di prediksi bahwa jumlah kosumsi abon ikan relatif tinggi oleh masyarakat luas. Ritme kehidupan modern saat ini menurut segala sesuatu yang serba cepat dan waktu yang semakin terbatas, semakin memperkuat alasan prospektifnya permintaan pasar bagi produk produk makanan olahan yang siap saji, termasud abon ikan.
     Indikasi peningkatan permintaan tersebut sejalan dengan informasi dari produsen abon ikan di CISOLOK sukabumi yang menyatakan bahwa potensi permintaan sebenarnya relatif masih tinggi faktor keterbatasan modal kerja membuat produsen hanya dapat memenuhi permintaan abon untuk wilayah sukabumi, bogor, jakarta, dan Tangerang.
     nah... bagaimana dengan kita masyarakat desa paranggi khususnya yang salah satu desa wilayah penangkap ikan terbesar di kabupaten parigimoutong kecamatan ampibabo sulawesi tengah.
     Di tengahbanyaknya variasi produk yang prospektif untuk di kembangkan. sejauh ini persaingan antara usaha ikan abon belum di rasakan memjadi kendala. hal ini karna keterbatasan produk abon ikan di indonesia sehingga peluang pasar abon dapat di katakan masih besar.
     Di samping itu juga dapat menjadi produk substitusi abon daging ikan serta dapat menjadi komoditas ekspor. Oleh karna itu, kondisi ini merupakan suatu peluang yang bagus, baik bagi para pengusaha untuk lebih mengembangkan usahanya, maupun bagi para calon investor untuk menanamkan modalnya dalam sektor agroindustri pengolahan abon ikan di berbagai wilayah perairan indonesia.

2. Proses pengolahan Abon ikan
   
     bahan baku yang cocok di gunakan dalam pembuatan abon ikan adalah ikan berdaging tebal juga harus memiliki serat kasar dan tidak mengandung duri. sejumlah spesies ikan yang memenuhi kriteria tersebut adalah Marlin/jangilus (Istiophorus, sp) tuna, cakalang, ekor kuning, tongkol, tenggiri dan cucut. spesies spesies ini pada umumnya dapat di tangkap sepanjang tahun oleh nelayan dengan alat tangkap pancing du perairan laut dalam. Beberapa spesies ikan air tawar pun dapat di gunakan, misalnya nila dan gabus ciri ciri fisik harus dimiliki daging ikan yang dapat di jadikan bahan baku pembuatan abon ikan dan dalam kondisi segar, warna dagingnya cerah, kenyu dan tidak berbau busuk.
     Sejumlah bahan bantu yang bisa di gunakan dalam pembuatan abon ikan adalah rempah rempah, gula, garam dan penyedap rasa. jenis rempah rempah yang di gunakan adalah bawang putih, katumbar, lengkuas, sereh dan daun salam. Gula yang di gunakan adalah gula pasir dapat memberikan rasa lembut sehingga dapat mengurangi terjadinya pengerasan. Garam dapur, selain sebagai bumbu garam dapur pun berfungsi sebagai pengawet karena kemampuannya menarik air dari dalam jaringan. Bawang putih mempunyai aktivitas antimikroba. senyawa allicin pada bawang putih berperan memberikan aroma yang khas serta memiliki kemampuan merusak protein kuman penyakit sehingga kuman tersebut mati. sementara itu, penyedap tasa berfungsi untuk menambah kenikmatan rasa abon ikan yang di hasilkan.
  
   Komposisi bahan bahan dalam pembuatan abon ikan.
1.  komposisi bahan pembantu yang di gunakan oleh produsen abon ikan cisolok

Jenis bahan

Bawang merah   150   gram
Bawang putih      100   gram
Katumbar             10    gram
Lengkuas               3     iris
Daun salam         10    lembar
Sereh                      3     tangkai
Gula pasir           700    gram
Asam jawa            6      mata
kelapa                   10     butir

sumber www.ristek.go.id

2. komposisi bahan pembantu yang di gunakan oleh produsen abon ikan Sukabumi

Jenis bahan

Bawang merah   500   gram
Bawang putih     150    gram
Ketumbar            250   gram
Lengkuas             500   gram
Daun salam           5    lembar
Sereh                      2     batang
Gula pasir           2000  gram

Sumber no

Jenis bahan pembantu

MSG                     16      gram
Kelapa                    2      butir
Garam dapur       700   gram 
Garam rebus     2000   gram                 

sumber pengrajin olahan ikan cisolok, sukabumi

     Proses produksi abon ikan relatif sederhana dan mudah di lakukan. Pada prinsipnya proses pengolahan abon ikan, di awali dengan penyiapan bahan, perebusan, pengepresan I, pencabikan I, pemberian bumbu dan santan, penggorengan, pengepresan II, pencabikan II dan pengemasan.
        Penyiapan bahan. bahan ikan yang masih utuh dan segar (misalnya ikan marlin) sebelum di proses, di siqngi dulu proses penyiangan ikan di lakukan dengan cara membersihkan sisik (bila ada), membuang bagian kepala, isi perut dan maupun sirip ikan agar tidak mempengaruhi kualitas abon. Ikan kemudian di potong menjadi bagian yang lebih kecil dengan ukuran 4x3x3 cm dan di cuci dengan air bersih yang mengalir, untuk menghilangkan darah, lendir maupun kotoran yang menempel. daging ikan yang telah bersih kemudian di rendam dalam air yang di campur dengan air cuka. kadar air cuka yang di pakai adalah 2% ini di lakukan untuk membuat bau amis hilang.
    perebusan. potongan ikan yang telah di rendam dalam air cuka kemudian di susun dalam badeng (panci) dan di rebus selama 30 - 60 menit. proses perebusan di hentikan setelah daging ikan lunak. selama proses perebusan di tambahkan daun salam dan garam rebus.
     Pengepresan I. Ikan yang telah di rebus kemudian di pres dengan mesin pengepres. Sebelum di proses, daging ikan tersebut sebaiknya di tiriskan terlebih dahulu sekitar 5 -10 menit. Kemudian tulang, kulit dan sisik akan di buang. Agar lebih mudah, sebaiknya pembuangan tulang, kulit dan sisik di lakukan pada saat daging ikan masih dalam keadaan panas. Tahap pengepresan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging ikan yang telah di rebus. Makin sedikit kadar air yang di kandung dalam daging, maka akan makin baik pula serat serat daging yang di hasilkan.
     Pencabikan I. Setelah daging ikan di pres kemudian di lakukan proses pencabikan sampai menjadi serat serat. Proses ini dapat di lakukan dengan tangan atau dengan mesin pencabik (giling).
     Pemberian bumbu dan santan. pada tahap ini, serat serat daging hasil pencabikan bahan bahan pembantu (bumbu). Bumbu bumbu yang di tambahkan terdiri atas bawang putih, ketumbar, lengkuas, yang telah di parut dengan mesin parutan, gula pasir, garam dapur dan santan kelapa.
     Penggorengan. setelah bumbu bumbu tercampur secara merata dalam serat serat daging ikan, kemudian di lakukan penggorengan, lebih kurang selama 60 menit. selama penggorengan, secara terus menerus di lakukan pengadukan agar abon ikan yang di hasilkan matang secara merata dan bumbu bumbu dapat meresap dengan baik. Tahap penggorengan  ini di hentikan apabila serat serat daging yang di goreng berwarna kuning.
     Pengepresan II. Tahap produksi berikutnya adalah pengepresan kembali serat serat daging ikan yang telah di goreng. Pengepresan tahap ke dua ini bertujuan untuk mengurangi kadar minyak pasca proses penggorengan.
     Penvabikan II. Setelah di pres, kemudian di lakukan pencabikan tahap ke dua ini di hentikan setelah terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan tekstur yang seragam.
     PENGEMASAN. Pada tahap akhir produksi di lakukan pengemasan produk abon ikan. Jika pengemasan tidak langsung di lakukan, maka produk abon ikan di simpan terlebih dahulu dalam kantong plastik besardi gudang penyimpanan, sebelum di lakukan pengemasan.
     Rata rata waktu yang di butuhkan dalam setiap kali produksi abon ikan dengan kapasitas 150 kg bahan baku ikan merlin, yaitu dari tahap penyiangan ikan sampai tahap pengemasan adalah satu hari kerja.

sekian artikel dari saya semoga bermamfaat untuk kita semua.